Selasa, 22 Desember 2009


Seorang penebang mengasah kapaknya untuk mengumpulkan kayu. Seorang pemburu mengasah pisau dan mengencangkan busur. Seorang penulis meraut pensil. Mereka semua harus memperbarui peralatannya. Mereka itu adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tentu, tidak akan banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang telah tumpul dan aus. Tidak akan  ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang telah renta. Tidak ada  sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah. Maka, apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan
yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati
nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia. Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.

Semeru Anak Muda

Berkurangnya Kontrol Politik Hukum di Indonesia


Banyaknya rancangan undang-undang (RUU) yang sedang digodok, pada intinya merupakan RUU yang disiapkan bukan untuk meregulasi rakyat, melainkan mengatur perilaku aparatur negara untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada rakyat.

Gencarnya protes yang dilakukan oleh sejumlah warga sehubungan dengan berbagai RUU yang mereka anggap bakal mengurangi hak mereka, sepertinya sudah terlihat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jakarta. Mereka berbondong-bondong turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Diantara peraturan yang saat ini tengah populer diprotes adalah RUU Rahasia Negara, revisi undang-undang (UU) Tenaga Kerja, rencana perubahan UU Pokok Agraria 1960, dan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi.

Pada era Orde Baru, politik hukum diabdikan untuk terciptanya stabilitas politik bagi pertumbuhan ekonomi. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang ke mana arah pembangunan hukum pasca Orde Baru? Banyak ahli hukum merasa bingung terhadap politik hukum Indonesia yang terlihat tidak terkontrol. Sebagaimana yang disampaikan oleh Denny Indrayana, ahli hukum tata negara dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, “Politik hukum di Indonesia tidak terkontrol. Kadang-kadang hanya copy paste dari satu perda ke perda lain.” Kata Denny. Pembuatan peraturan daerah (perda) juga seringnya diabdikan untuk kepentingan politik jangka pendek, contohnya pilkada.

Namun menurut Jack Snyder, guru besar hubungan internasional dan Ketua Departemen Ilmu Politik di Universitas Columbia, Amerika Serikat, “Awal masa demokratisasi dan liberalisasi pers akan meningkatkan resiko konflik nasionalis atau SARA.” Ia juga menambahkan, “Dalam demokrasi yang masih setengah-setengah, elit sering memanfaatkan kedudukan mereka dalam pemerintahan, perekonomian, atau media massa untuk mengorbankan nasionalisme dan menentukan wacana umum.”

Seperti yang dicantumkan dalam beberapa literatur, konstitusi adalah sebuah kesepakatan umum atau konsensus yang berhasil diwujudkan oleh mayoritas rakyat mengenai sebuah bangunan yang diidealkan berkenaan dengan negara. Menurut Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi, “Jika kesepakatan umum itu runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara, dan pada gilirannya adalah perang saudara atau revolusi.” Kesepakatan untuk tetap berpegang pada konstitusi sebagai hukum dasar seharusnya tetap menjadi acuan bagi kehidupan bernegara. Aturan yang lebih rendah seharusnya juga mengacu pada hukum dasar, bukan malah membuat aturan-aturan sendiri dengan dalih otonomi daerah.

Melihat ketidakjelasan politik hukum pada di era transisi ini, munculnya elemen kritis di kalangan masyarakat sipil, pemerintahan yang efektif dan kuat, serta lembaga pengadilan yang mampu menguji peraturan di dalam bingkai UUD 1945 menjadi sebuah keniscayaan.

Kamis, 19 Februari 2009

Selasa, 06 Mei 2008

ALLHUAKBAR



Seorang ayah melaporkan kedurhakaan anaknya kepada rasulullah. "Ya..Rasul, anak saya begitu durhakanya kepada saya,dia berani menentang dan durhaka kepada ayahnya sendiri. Rasul dengan bijak kemudian memanggil anak dari bapak yg melapor tadi. Ini jadi contoh buat kita agar senantiasa membudayakan 'tabayyun' atau cek dan recek terhadap suatu permasalahan. Tidak serta merta memarahai anak tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu.
Setelah anak itu datang, rasulpun bertanya kepadanya. Benarkah engkau menentang dan durhaka kepada ayahmu?. Anak itupun kemudian menjawab, benar ya rasul. Tapi saya demikian karena ada alasannya. Bapak saya ini tidak memberikan kami ibu yang baik dan shalihah sehingga saya menjadi seperti ini. Ini adalah hasil didikannya (Masya Allah).
Jadi kalau saat ini banyak sekali anak durhaka kepada orang tuanya, mungkin karena 'anda' selaku ayah tidak mencarikan ibu yg baik untuk anak2nya. Kalaupun tidak, 'anda' tidak berhasil membimbing istri agar menjadi istri shalihah sesuai aturan agama. Inilah pentingnya memilih pasangan yg baik sebagai pendamping hidup kita. Bukankah laki-laki yg baik hanyalah untuk wanita yg baik-baik juga?. Atau setidaknya 'hanif' (cenderung kepada kebaikan'). Ketika suami mengajak kepada kebaikan (taat kepada Allah), istri dengan taat mengikutinya. Oleh karenanya untuk mendapatkan istri yg shalihah, didiklah 'anda' kaum laki-laki agar menjadi pribadi shalih sehingga hanya istri shalihahlah yang akan mendampinginya.
Buat ibu dan calon ibu (seluruh muslimah). Didiklah diri kita agar menjadi istri yg shalihah, yg dapat bersama2 suami meniti jalan ridho Nya. Banyak contoh yg patut kita tiru, ada asma binti abu bakar .. yg walaupun dalam keadaan hamil tua tetap berjuang mengirim makanan untuk rasulullah dan ayahnya di gua tsur. Kalau kita sempat berkunjung ke sana (gua tsur), kita akan tercengang karena posisinya yang sulit dijangkau karena terjal dan penuh kerikil. Subhanallah .. sampai rasulullah pun menggelari beliau .. yg berikat pinggang dua. Karena satu ikat pinggang dipergunakan untuk mengikat makanan. Sedangkan satunya untuk naik ke bukit untuk sampai ke gua tsur.
Teriring salam buat seluruh ibu di seluruh dunia. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita agar menjadi ibu2 shalihah yg dapat mendidik anak dengan islam dan menghantarkannya menjadi mujahid mujahidah yg memperjuangkan Al-Islam



yanto muda

yanto muda
Stick Ynto